- Teori
Pemangku Kepentingan
Istilah
‘Stakeholders’ atau dinamakan pemangku kepentingan adalah kelompok atau
individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup
organisasi. Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok
dengan kepentingan terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Brown et al 2001). Stakeholder
is a person who has something to gain or lose through the outcomes of a
planning process, programme or project (Dialogue by Design 2008).
Pemangku kepentingan mencakup semua pihak yang terkait dalam pengelolaan
terhadap sumberdaya. Menurut Witold Henisz guru besar pada Sekolah Bisnis
Wharton, termasuk semua orang dari politisi lokal dan nasional dan tokoh atau pemimpin
masyarakat, penguasa, kelompok paramiliter, LSM dan badan-badan internasional.
Dalam konteks perusahaan, Clarkson (dalam artikel tahun 1994) memberikan
definisi pemangku kepentingan secara lebih khusus sebagai suatu kelompok atau
individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena mereka telah melakukan
investasi (material ataupun manusia) di perusahaan tersebut (‘Stakeholders
sukarela’), ataupun karena mereka menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan
tersebut (‘Stakeholders non-sukarela’). Berdasarkan pandangan tersebut pemangku
kepentingan adalah pihak yang akan dipengaruhi secara langsung oleh keputusan
dan strategi perusahaan.
Berdasarkan
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh
pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau
perhatian. Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan
sebagai parapihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan,
masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah
ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang perikanan, dan
sebagainya. Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai
sesuatu yang dapat iaperoleh at au akan kehilangan akibat dari sebuah proses
perencanaan atau proyek. Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok
kepentingan, dan mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil
suatu proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian
untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan kepedulian berbagai
pemangku kepentingan, terutama jika proyek diracang bertujuan mempengaruhi
kebijakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar